Taktik pengendalian
hayati sebagai isu lingkungan berskala internasional mempunyai keunggulan yaitu
dapat bersifat permanen dalam mempertahankan populasi hama pada tingkat yang
aman, tidak mencemari lingkungan, ekonomis, dan kompatibel dengan teknik
pengendalian lainnya. Namun demikian, teknik pengendalian hayati dalam
implementasinya tidak dapat mengatasi setiap masalah hama. Perbaikan teknik
budidaya merupakan alternatif dalam melindungi tanaman, menekan perkembangan
hama, dan memudahkan berkembangnya musuh alami.(Anonim, 2002).
Aspek yang akan disentuh oleh elemen GAP (Good Agriculture Practice) di bidang “perhamaan” adalah proteksi tanaman. Hal ini membutuhakan strategi pengelolaan resiko, yang mencakup penggunaan tanaman tahan hama dan penyakit, rotasi tanaman pangan dengan pakan ternak, ledakan penyakit pada tanaman peka, dan penggunaan bahan kimia seminimal mungkin untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit dengan mengikuti konsep PHT (Baehaki, 2009).
Pola tanam memiliki
arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan
berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit,
keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia,
biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada
daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan). Maka pemilihan
jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang
tersedia ataupun curah hujan.
Polikultur adalah
menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Dalam
pola tanam polikultur terdapat beberapa macam istilah dari sistem ini, yang
mana pengertiannya sama yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan
yang sama tetapi alasan dan tujuannya yang berbeda, yaitu :
a. Tumpang
Campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam
waktu yang sama dan umumnya bertujuan mengurangi hama penyakit dari jenis
tanaman yang satu atau pendampingnya.
b. Tumpang
Sari yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam
waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur.
c. Tumpang
Gilir yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang sama
selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.
d. Tanaman
Pendamping yaitu penanaman dalam satu bedeng ditanam lebih dari satu tanaman
sebagai pendamping jenis tanaman lainnya yang bertujuan untuk saling melengkapi
dalam kebutuhan fisik dan unsur hara.
e. Penanaman
Lorong yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan
penanaman tanaman berumur pendek diantara larikan atau lorong tanaman berumur
panjang atau tanaman tahunan.
f. Pergiliran
atau Rotasi Tanaman yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman yang tidak sefamili
secara bergilir pada satu lahan yang bertujuan untuk memutuskan siklus hidup
hama penyakit tanaman.
Dengan pemilihan
tanaman yang tepat, sistem ini dapat memberikan beberapa keuntungan, antara
lain sebagai berikut :
a. Mengurangi
serangan OPT, karena tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya.
Misalnya bawang daun dapat mengusir hama aphids dan ulat pada tanaman kubis
karena mengeluarkan bau allicin.
b. Menambah
kesuburan tanah, misalnya dengan menanam kacang-kacangan kandungan unsur N
dalam tanah bertambah karena adanya bakteri Rhizobium yang terdapat dalam
bintil akar. Contoh lain dengan menanam yang mempunyai perakaran berbeda,
misalnya tanaman berakar dangkal ditanam berdampingan dengan tanaman
berakardalam, tanah disekitarnya akan lebih gembur.
c. Siklus
hidup hama atau penyakit dapat terputus, karena sistem ini dibarengi dengan
rotasi tanaman dapat memutus siklus OPT.
d. Memperoleh
hasil panen yang beragam. Penanaman lebih dari satu jenis tanaman akan
menghasilkan panen yang beragam. Ini menguntungkan karena bila harga salah satu
komoditas rendah, dapat ditutup oleh harga komoditas lainnya.
Akan tetapi, sistem
penanaman polikultur juga memiliki kekurangan terutama jika tidak sesuai dengan
pemilihan jenis tanaman, diantaranya adalah :
a. Persaingan
antara tanaman dalam menghisap unsur hara dalam tanah.
b. Dengan
beragam jenis tanam maka hama penyakit juga semakin banyak atau beragam.
c. Pertumbuhan
tanaman akan saling menghambat.
Dalam penanaman sistem
polikultur ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis
tanaman yang akan ditanam dalam penerapannnya yaitu :
a. Kebutuhan
sinar matahari, pemilihan jenis tanaman yang tinggi, rindang, berdaun lebat dan
membutuhkan sinar matahari lama dengan jenis tanaman yang pendek dan tidak
membutuhkan sinar matahari lama atau perlu naungan.
b. Kebutuhan
unsur hara, adanya jenis tanaman yang membutuhkan sedikit unsur N dan jenis
tanaman yang membutuhkan banyak unsur N dan ada jenis tanaman yang mampu
mengikat unsur N dari udara yaitu tanaman kacang-kacangan.
c. Sistem
perakaran, adanya jenis tanaman yang memiliki perakaran di dalam tanah yang
dalam, dangkal, melebar dan lainnya. Jika sudah mengenali pola penanaman
terutama pola tanam polikultur, mari memulai untuk menerapkannya dan semoga
ulasan di atas sedikit banyak berguna bagi kita.
Konsep ekologi dalam PHT,
merupakan konsep dari proses alami dan interaksi-interaksi biologi yang dapat
mengoptimalkan sinergi fungsi dari komponen-komponennya. Dengan demikian, lahan
dengan keragaman hayati yang tinggi, mempunyai peluang tinggi untuk terjaga kesuburan
tanahnya melalui aktivasi biota tanah. Selain itu, perkembangan populasi
herbivora dapat terjaga melalui peningkatan peran arthropoda berguna dan
antagonis.
PENUTUP
Pola tanam memiliki
arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan
berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit,
keteknikan dan sosial ekonomi).Polikultur adalah menanam lebih dari satu jenis
tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Salah satu keuntungan penggunaan sistem
polikultur adalah mengurangi serangan OPT (pemantauan populasi hama), karena
tanaman yang satu dapat mengurangi serangan OPT lainnya. Namun sistem ini juga
mempunyai efek negatif seperti terjadinya persaingan unsur hara, OPT semakin
banyak jumlahnya, dan hasil panen terkadang menjadi kurang memuaskan.Dengan demikian,
lahan dengan keragaman hayati yang tinggi, mempunyai peluang tinggi untuk
terjaga kesuburan tanahnya melalui aktivasi biota tanah.
sumber
Anonim.
2002. Integrated Pests Management, Entomology, Plant phatology, and Soil
science. Host plant resistance. http://eppserver.ag.utk.edu/courses/Epp530/Resist.html
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2012
Baehaki,
S.E. 2009. Strategi Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Padi dalam Perspektif
Praktek Pertanian yang Baik (Good
Agriculture Practices). Pengembangan
Inovasi Pertanian 2(1) 65-78.